Yogyakarta – Humas dan Media Panitia Pelaksana BNI Asia Junior Championship mengungkap kronologi meninggalnya pebulutangkis muda asal China, Zhang Zhi Jie (17). Humas dan Media Panitia Pelaksana BNI Asia Junior Championship, Broto Happy menjelaskan, awalnya Zhang Zhi Jie menghadapi pebulutangkis asal Jepang Kazuma Kawano di pertandingan terakhir penyisihan guro BNI Asia Championship 2024 di GOR Amongrogo.
Zhang Zhi Jie tiba-tiba collapse dalam pertandingan melawan Kazuma Kawano. Selanjutnya tim medis masuk ke lapangan memberikan pertolongan pertama setelah mendapatkan call dari referee. Ini aturan sesuai SOP dan guideline yang berlaku di internasional BWF, dan badminton Asia,” ucap Broto, Senin (1/7/2024).
Lanjut Broto, tim medis melakukan pemeriksaan survei dan pertolongan awal sesuai dengan prosedur. Setelah diberikan pertolongan pertama, tim dokter memutuskan segera melarikan Zhang Zhi Jie ke rumah sakit rujukan di RSUP Hardjolukito.
“RSUP berjarak 4,7 kilometer hanya berdurasi 10 menit. Hanya memerlukan waktu 1 menit 20 detik saat dokter masuk pertama kali masuk ke lapangan memutuskan melarikan menggunakan ambulans,” jelas dia.
Dia mengungkapkan pemilihan RSUP Hardjolukito sudah sesuai dengan rekomendasi Badminton Asia. Selain itu, rekomendasi ini berdasarkan dengan jarak dan fasilitas yang tersedia.
“Sesampai di UGD RSPAU Dr S. Hardjolukito, korban dilakukan asesmen dan ditemukan tidak ada nadi dan tidak ada napas spontan sehingga dilakukan prosedur pertolongan medis pijat jantung luar,” jelas dia.
“Prosedur pijat jantung luar disertai alat bantu napas selama 3 jam, korban tidak menunjukkan respon sirkulasi spontan dan mulai timbul tanda kematian sekunder. Tim medis telah menyatakan korban meninggal dunia pada pukul 20.50 WIB kepada pihak official team China,” lanjut Broto.
Lanjut dia, pada kondisi tersebut, ada permintaan dari official team China agar korban ditransfer ke RSUP Dr Sardjito untuk kemungkinan dilakukan tatal aksana lebih lanjut. Korban tiba di UGD RSUP Dr Sardjito dalam kondisi tidak ada napas, tidak ada nadi disertai dengan tanda kematian sekunder. “Di UGD RSUP Dr Sardjito, korban tetap dilakukan tindakan resusitasi jantung paru selama 1,5 jam. Akan tetapi tetap tidak ada respon sirkulasi spontan,” kata dia. (*)
Sumber: https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/07/01/143425778/kronologi-meninggalnya-pebulutangkis-asal-china-zhang-zhi-jie-sempat