banner hokitimur

Menunggu Kejutan Taktis Rusdy Mastura dalam Pilkada Sulteng 2024

Oleh: Moh. Amin Sandilana

banner 120x600

Mungkinkan Rusdy Mastura mendapatkan kendaraan politik untuk berkontestasi dalam Pilkada Sulteng 2024? Pertanyaan ini yang paling hot dan ditunggu jawabannya oleh masyarakat se-Sulawesi Tengah saat ini.

Mengingat sampai sekarang, baru ada 2 pasang Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng yang saat ini sudah didukung oleh gabungan partai politik. Mereka adalah duet Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri yang didukung 7 kekuatan partai politik yaitu Nasdem, PAN, Gerindra, Golkar, PKB, Hanura, dan PPP. Partai NasDem dengan 8 kursi, PKB 5 kursi, Gerindra 7 kursi, PAN 2 kursi, Hanura 1 kursi, dan PPP 1 kursi, Golkar 8 kursi. Total 32 kursi.

Pasangan lainnya yaitu Anwar Hafid dan Renny Lamajido yang bakal diusung oleh tiga partai politik yakni Demokrat dengan 8 kursi, PKS memiliki 5 kursi, dan PBB dengan 1 kursi. Total 14 kursi. Masih adakah competitor lainnya? Jika dilihat, tinggal PDI Perjuangan dan Perindo saja yang memiliki kursi di DPRD Sulteng yang belum menyatakan sikapnya. Jumlah kursi 2 partai politik tersebut sebanyak 9 buah. Kalau dipaksakan jelas tidak memenuhi batas minimal untuk bisa mengusulkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernurnya sendiri. Masih kurang 2 kursi lagi, agar bisa mengusulkan.

Dilematika politik tersebut yang saat ini dirasakan oleh petahana Rusdy Mastura dalam konstelasi politik ini. Apalagi Wakilnya Ma’mun Amir saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit akibat sakit yang dideritanya. Kalkulasi matematisnya, Rusdy Mastura sejatinya masih ada peluang untuk bisa lolos dan bisa berkompetisi dalam Pilkada Sulteng 2024. Bagaimana caranya? Pertama, dengaan lobi tingkat tinggi. Saat ini tanggal 12 Agustus 2024, sedangkan pendaftaran pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng 2024 dibuka oleh KPUD Sulteng pada 27 Agustus 2024.

Artinya masih ada waktu 15 hari lagi, ke depan. Dengan mengantongi modal rekomendasi dari PDI Perjuangan dan Partai Perindo yang saat ini masih berjumlah 9 kursi; masih dibutuhkan minimal 2 kursi lagi dari partai politik lainnya. Yang paling logis untuk dilakukan oleh tim sukses Rusdy Mastura melakukan lobi tingkat dari dari salah satu partai politik pendukung kelompok pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri. Taktik ini akan memporak-porandakan pertahanan politik dan pertahanan ekonomi dari partai politik yang sudah mendukung pasangan lain. Dalam kamus politik praktis, sepanjang partai politik atau gabungan partai politik belum mendaftarkan diri mendukung pasangan kandidat yang diusung, adalah sah-sah saja melakukan lobi tingkat tinggi.

Dari 7 partai politik yang sudah menyatakan dukungannya ke pasangan lain tersebut, yang paling logis adalah melobi Hanura, PPP, dan kalau tak bisa PAN. Dari dua pilihan tersebut, yang paling masuk akal untuk ditawar yakni Hanura dan PPP. Sebab PAN relatif lebih sulit ditawar karena tergolong partai menengah yang solid dalam menjaga komitmennya. Sementara Hanura dan PPP tergolong partai kecil yang lebih mudah untuk dijinakkan, sekadar untuk memenuhi batas minimal sehingga Rusdy Mastura bisa melenggang dengan mudah.Dukungan PSI yang diberikan ke Rusdy Mastura hanya sekadar sebagai pendukung saja, sebab partai tersebut tidak punya kursi di DPRD Sulteng.

Cara kedua bisa dilakukan jika cara pertama di atas gagal atau tidak bisa dilakukan. Caranya yakni Rusdy Mastura bergabung dengan salah satu pasangan yang ada dengan menjadi bagian dari tim suksesnya. Cara terakhir ini yang sudah disiapkan oleh Rusdy Mastura sebagai politisi lokal senior di Sulteng. Dari dua pasangan yang ada, tentu Rusdy Mastura akan lebih mendukung pasangan yang mendapatkan dukungan dari partai politik yang lebih kecil koalisinya. Sebab kalau mendukung pasangan koalisi yang sudah besar, martabat dan citra Rusdy Mastura tidak akan kelihatan.

 

Dengan melabuhkan jangkar politiknya ke pasangan Anwar Hafid dan Renny Lamajido, juga sekaligus menjadi penebus politiknya bagi Anwar Hafid yang pada Pilkada 2019 sebelumnya, bernasib apes; sama dengan dirinya, jika memang benar tidak mendapatkan kendaraan politik atau dukungan dari gabungan partai politik. Sementara pada Pilkada 2019, Ahmad Ali termasuk bagian dari tim sukses dari Rusdi Mastura, tentunya jika bergabung dengan mereka; martabat Rusdy Mastura dipertaruhkan atau turun derajatnya.

Kita lihat saja dalam 2 minggu ke depan, apakah Rusdy Mastura dan tim suksesnya bisa menawarkan lobi tingkat tinggi kepada dua Ketua Umum partai politik kecil yakni PPP dan Hanura; dan atau Ketua Umum partai politik kelas menengah PAN; sehingga bisa menggenapi modal suara dukungan partai politik sehingga bisa mendaftar ke Kantor KPUD Sulteng pada 27-29 Agustus 2024. Politik itu sangat dinamis, dan mungkin saja Rusdy Mastura mengerahkan seluruh kekuatan politik dan sumber daya ekonominya, sebab dirinya masih berkuasa saat ini. Apa yang tidak mungkin dalam kamus politik, apalagi ini di Sulawesi Tengah. Karir politik dan martabat serta status sosial menjadi pertaruhan nyawa bagi mereka penghayat politik lokal.

 

Moh. Amin Sandilana, Pemimpin Redaksi Harian Online Kabar Indonesia Timur